Thursday, June 30, 2011

Tes KLPT Bahasa Korea 25 - 26 Juni 2011

English

Sebanyak 5.601 peserta tes bahasa Korea atau yang dikenal dengan Korea Proficiency Test (KPT) bersaing ketat memperebutkan kesempatan bekerja di Korea. Test yang digelar di kampus Universitas Pancasila, Jakarta ini diikuti oleh peserta dari pelbagai kota seperti Jakarta, Banten, Bandung hingga Lampung.

Selain tes KPT di Jakarta, pada saat yang sama juga digelar tes serupa di Universitas Islam Malang (Jatim) diikuti 2.588 orang, di Universitas Pendidikan Indonesia (Bandung, Jawa Barat) 3.894 orang, di Universitas Muhammadiyah Surakarta (Jawa Tengah) 7.371 orang, dan Universitas Muslim Indonesia (Makassar, Sulawesi Selatan) 465 orang.

Dari 19.919 pendaftar nantinya akan dipilih 8.300 orang di mana bidang manufaktur sebanyak 7.800 orang, dan 500 orang untuk perikanan. Pelaksanaan seleksi program kedelapan ini atau 8th EPS-TOPIK (Employment Permit System-Test of Proficiency in Korean) terselenggara atas kerja sama Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan HRD (Human Resource Development) Korea.

Dari pihak Korea, hadir Atase Tenaga Kerja Korea pada Kedutaan Besar Korea di Jakarta, Kim Doh Yong, Vice Presiden Lembaga Sertifikasi Profesi Koea, Lee Suk Jin, dan Direktur Center of HRD Korea Di Jakarta, Park Key-Soo.

Direktur Pelayanan Penempatan Pemerintah BNP2TKI, Haposan Saragih, menjelaskan ke-8300 Calon TKI yang diminta pihak Korea paling lambat dalam tempo 3 (tiga) bulan mereka sudah harus ditempatkan di Korea. Namun sebelum ditempatkan, selama 6 hari mereka akan dipersiapkan aspek vocational training (budaya, adat istiadat dan kondisi kerja) serta mentalnya.

“Baik pekerja maupun pengguna TKI di Korea tidak ingin lama-lama menunggu mereka bekerja di Korea,” tegas Haposan.

Dia menerangkan, dari 16 negara yang mengirimkan pekerjanya ke Korea, Indonesia menempati peringkat pertama terbesar tenaga kerjanya di negeri ginseng itu. Posisi ini masih bertahan hingga periode Juni 2011 ini.

Dari peringkat teratas ini, kata Haposan, pekerja kita lebih disukai pihak Korea dibandingkan dengan pekerja dari Filipina dan Vietnam yang sebelumya selalu bersaing dengan pekerja Indonesia.

Pada kesempatan itu, Haposan mengutarakan pentingnya pemerintah Korea memberikan penghargaan kepada Indonesia dikarenakan hingga kini pelaksanaan EPS di Indonesia sudah ke-8 kalinya telah berjalan dengan baik dan sukses.

Haposan menambahkan, lembaga dunia seperti PBB sudah memberi penghargaan terbaik kepada pemerintah Korea atas keberhasilannya melaksanakan pola rekrutmen yang menghasilkan pekerja unggul di dunia.

“Jadi sudah sepantasnya jika pemerintah Korea memberikan penghargaan kepada Indonesia,” ucap Haposan.

Jumhur menyebutkan Korea Selatan pada 2011 memberikan kuota tenaga kerja asing sebanyak 40 ribu orang yang diperebutkan oleh 16 negara termasuk Indonesia.

tes klptDia berharap pemerintah Indonesia dapat menempatkan 10 ribu TKI ke Korea Selatan pada 2011. Hingga 22 Juni lalu, TKI yang diberangkatkan ke Korea Selatan untuk 2011 telah mencapai 2.683 orang. Penempatan TKI ke Korea Selatan berlangsung atas dasar kerja sama antarpemerintah kedua negara (G to G) sejak 2004.

Pada 2004 terdapat 360 TKI yang berangkat kerja ke Korea Selatan. Kemudian, pada 2005 sebanyak4.367 TKI, pada 2006 sebanyak1.274 TKI, pada 2007 sebanyak4.303 TKI, pada 2008 sebanyak11.885 TKI, pada 2.024 TKI, pada 2010 sebanyak 3.962 TKI. TKI di Korea Selatan bekerja di bidang perikanan, manufaktur, industri, pertanian, dan jasa.